Sunday, August 4, 2019

Rahasia tentang mitos terkenal di jogja beringin kembar alun alun kidul



Ditengah-tengah hiruk pikuk Kota Yogyakarta yg makin disentuh modernisasi, rupanya gak hilangkan mitos yg di percayai sejauh ini. Mitos beringin kembar di Alun-alun Kidul gak sempat menyenangkan rasa ingin tahu turis.
Selesai senang berkeliling-keliling di ruangan dalam komplek kraton, jangan langsung kembali lagi penginapan. Berjalanlah ke sisi selatan, Anda dapat menjumpai suatu Plengkung Gading sebagai gerbang masuk Alun-alun Kidul yg berwujud tanah lega.
Gak perduli siang atau malam, banyak turis serta orang asli Yogya memadati tiap-tiap pojok alun-alun. Mereka sekedar duduk bergerombol berbarengan kerabat, bercengkrama serta habiskan waktu di ruangan alun-alun. detikTravel lantas sempat berulangkali ke tempat ini.

Mereka yg kesana lantas senantiasa ingin tahu pingin pecahkan misteri pohon beringin kembar yg tumbuh gagah di Alun-alun Kidul. Mudah sekali buat menjawab rasa ingin tahu perihal mitos itu. Rata-rata traveler gantian berjalan melalui dua pohon beringin kembar itu. Rupanya itu berubah menjadi suatu permainan sengit yg dikatakan Masangin.
Walaupun berkali-kali hadir, banyak traveler masih gigih coba berjalan antara dua pohon beringin itu. Nyata-nyatanya, etika Masangin telah ada mulai sejak era Kesultanan Yogyakarta masih berjaya. Awalannya Masangin itu dikerjakan kala etika topo bisu dijalankan tiap malam 1 suro.

Beberapa prajurit serta abdi dalam mengerjakan etika ini dengan melingkari benteng serta tak bisa mengucap 1 kata apa pun. Dengan berpakaian komplet tradisi Jawa serta berbaris rapi, mereka berjalan dari halaman keraton ketujuan pelataran alun-alun lalu melalui dua pohon kembar itu.

Hal tersebut di percayai buat mengalap karunia serta memohon perlindungan dari jumlah serangan lawan. Dari situlah mitos mulai maju. Bila dapat melalui dua pohon beringin kembar itu dengan mata tertutup, semua keinginan kita dapat diloloskan.
Tidak hanya itu, ruangan tanah lega ini diperlukan jadi pusat pekerjaan beberapa prajurit Keraton Yogyakarta. Rata-rata mereka mempertajam konsentrasi dengan berjalan ditengah-tengah pohon itu.

Orang Yogya percaya bila ditengah-tengah pohon itu ada jimat tolak bala buat menyingkirkan lawan. Kalau bala tentara koloni melalui ditengah-tengah pohon, kapabilitas mereka langsung pupus. Karena itu orang yg sukses melintas beringin alun-alun, dia dapat menampik bala.
Anda yg pingin santai di Alun-alun Kidul, sebaiknya hadir malam hari. Kecuali udara ciri khas malam yg fresh, situasi makin ramai serta asik. Ramainya kerlap-kerlip lampu warna merah, hijau serta biru yg melekat di odong-odong menaikkan keramaian malam di tanah lega ini.

Ada sepeda tandem, mobil kayuh dan beragam permainan yang lain. Traveler bisa mengayuh permainan itu dengan mengelilingi area alun-alun sampai suntuk dengan membayar kira-kira Rp 10.000-Rp 20.000 saja.
Berbau kudapan ciri khas taman hiburan malam menyodok di semua pojok alun-alun. Pasti merayu Anda buat cicipi wedang ronde, wedang bajigur, jagung bakar, tempura, sate, serta yang lain. Kala lapar menyerang, Anda lantas gak butuh jauh-jauh berjalan buat cari makan malam di Jl Wijilan dengan menu gudeg.

Namun permainan Masangin gak sempat ada yg menyamai walaupun banyak beragam wahana yg memeriahkan area ini. Saat ini, Masangin sebatas permainan seru-seruan buat turis yg merapat ke Alun-alun Kidul. Dengan berganti-gantian, mereka tunjukkan langsung dengan berjalan melalui ke dua beringin kembar yg punyai mitos misterius itu

No comments:

Post a Comment