Sunday, August 4, 2019

Sangat menarik Upacara Tradisi Jamasan Kereta Pusaka Keraton Yogya




Keraton Yogyakarta, menyelenggarakan upacara adat jamasan kereta pusaka di Pelataran Rotowijayan, (halaman Museum Kereta) Yogyakarta.
Pada upacara ini, jamasan (memandikan) kereta pusaka dijalankan seiring dengan hari Selasa Kliwon, bulan Suro.
Upacara memandikan kereta ini di pimpin Raden Wedono Roto Maryono.

Jamasan kereta pusaka dengan terlebih dulu diawali memandikan kereta Kangjeng Nyai Jimat ‘titihan’ atau tunggangan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Kereta ini hasil Belanda pada 1750 atau lima tahun sebelum Persetujuan Giyanti.
Kereta ini pertama kali yang dipunyai Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dimandikan yang sekali-kalinya.
Tuntas memandikan kereta Kangjeng Nyai Jimat, abdi dalam selanjutnya memandikan kereta landower. Di barisan pertama barisan kereta landower ini merupakan Kangjeng Kyai Landower Ngabean.

Kereta Landower Ngabean, dipakai ketika Sri Sultan Hamengku Buwono VIII jadi kereta pesiar. Kereta hasil Belanda ini dibuat di Yogyakarta pada 1901.
Raden Panewu Joyo Wasito, abdi dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, menjeaskan kereta keramat ini dipakai pada periode 1740 sampai 1750.

Seperti rata-rata, tiap upacara jamasan kereta pusaka ini, beberapa ratus masyarakat Yogyakarta serta seputarnya banyak yang datang dengan bawa wadah air baik berwujud botol atau jerigen.
Mereka bakal minta air tersisa cucian. Konon air tersisa cucian itu bisa dipakai buat tolak bala serta tolak hama di sawah.

No comments:

Post a Comment