Monday, July 29, 2019

Menguak Berbagai keunikan Desa Penglipuran Bali




Desa Penglipuran, Bangli, kecuali diketahui jadi desa terbersih di dunia, pun miliki berbgaia adat unik. Warga Desa Penglipuran hingga sampai sekarang masih menggenggam teguh adat yang diwariskan oleh beberapa leluhurnya mula-mula itu. Bukan hanya masalah tatanan rencana rumah yang masih kental dengan nuansa kearifan lokal, tapi pun masalah adat penguburan mayat. Di desa yang saat ini pun disukai banyak orang dengan loloh don cemcem (seperti jamu tradisionil dengan bahan basic daun cemcem), ada ketidaksamaan dalam soal urutan penguburan di antara mayat laki laki serta mayat wanita. Seperti apa?

Ketua Pengelola Pariwisata Penglipuran, Nengah Moneng mengatakan, sama seperti adat yang diwariskan oleh leluhurnya, ada ketidaksamaan dalam soal urutan penguburan di antara mayat laki laki serta mayat wanita. Buat mayat penduduk yang sejenis kelamin wanita dikubur dengan urutan tengadah atau menghadap ke atas sama seperti urutan mayat yang wajar dikubur di desa yang lain. Dan mayat laki laki, rata-rata dikubur dalam urutan tertelungkup atau menghadap ke tanah.

Menurut Moneng, penguburan mayat melalui langkah ditengadahkan buat mayat wanita serta ditelungkupkan buat mayat laki laki miliki filosofi spesifik. Urutan menengadah atau yang dalam bahasa bali diisitilahkan dengan urutan nungkayak buat mayat wanita melambangkan ibu pertiwi (bumi). Dan urutan telungkup atau yang dalam makna Bali melinggeb buat mayat laki laki, melambangkan akasa (angkasa). “Seperti itu filosofi yang saya temukan dari penglingsir mula-mula,” bebernya.

Tidak itu saja, kala dikubur urutan kepala mayat baik wanita atau laki laki saling diposisikan di arah barat atau arah matahari tenggelam. “Kenapa semacam itu, sebab tempat Pura Dalam Pingit ada di delod kauh (barat daya). Maka itu mayat dikubur fokus ke barat kea rah mata hari tenggelam,” katanya.

Kecuali masalah urutan penguburan mayat, Moneng pun mengatakan kalau kuburan di Desa Penglipuran dibedakan berubah menjadi tiga. Kuburan yang ada paling timur ditujukan pribadi buat memakamkan penduduk yang wafat sebab tidak lumrah seperti bunuh diri serta sejenisnya(salah pati maupun tingkah pati). Sesaat yang ditengah-tengah ditujukan buat memakamkan bayi serta orang dewasa yang belum menikah. “Sedangkan yang paling kauh (barat) ditujukan buat mengubur penduduk yang wafat lewat cara lumrah,” kata Moneng.

No comments:

Post a Comment