Saturday, July 20, 2019

Tradisi menjelang idul fitri yang biasa dilakukan masyarakat di indonesia




Perayaan Idulfitri atau lebaran berubah menjadi suatu peristiwa yg dinanti oleh kaum muslim di semuanya Indonesia, selesai jalankan beribadah berpuasa sebulan penuh. Jadi negara dengan sebagian besar masyarakat beragama Islam, nyatanya ada beberapa jenis trik unik warga di wilayah untuk menyongsong serta rayakan hari Lebaran. Tersebut variasi rutinitas unik di berapa daerah di Indonesia yg disatukan dari beberapa sumber.

1. Grebeg Syawal di Yogyakarta
Kota Yogyakarta punyai rutinitas yg tetap dikerjakan selesai Idulfitri, adalah perayaan Grebeg Syawal. Sebetulnya, Grebeg Syawal ialah rutinitas keraton untuk menyongsong 1 Syawal. Kebanyakan perayaan ini akan dengan terlebih dulu diawali beberapa masyarakat mengarak berbagai macam hasil bumi yg diatur rapi berupa kerucut memiliki ukuran besar dari Pagelaran Keraton ketujuan Halaman Masjid Agung Kauman. Selesai didoakan, hasil bumi barusan kebanyakan bisa jadi rebutan masyarakat yg ada dalam pekerjaan itu

2. Sungkem Tlompak di Magelang
Rutinitas ini disertai warga lereng bara Gunung Merbabu jadi bentuk sukur atas terdapatnya air di mata air Telompak di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selesai berdoa serta menempatkan sesaji yg di pimpin satu orang juru kunci, mereka mengadakan kesenian tradisionil Campur Bawur di mata air itu.

3. Malaman di Lampung
Malaman dikerjakan waktu malam takbir, satu hari mendekati Idulfitri. Beberapa anak serta remaja lelaki akan membuat batok-batok kelapa di halaman rumah mereka sampai menjulang setinggi satu mtr. bahkan juga lebih. Mendekati Lebaran, akan terdapat banyak batok kelapa yg tak terpakai tersisa masak rendang. Selesai diatur, batok kelapa dibakar sampai api terlihat menjulang serta beberapa anak bersorak kegirangan.

4. Bedulang di Bangka
Masyarakat Bangka di Kepulauan Bangka Belitung miliki rutinitas unik untuk rayakan peristiwa kebersamaan kala Lebaran, adalah Bedulang. Rutinitas yg kebanyakan dikerjakan selesai bersilaturahmi serta bermaaf-maafan ini adalah rutinitas makan begara yg punya arti makan bersama-sama. Tapi lantaran penyajiannya memanfaatkan tudung saji, pada akhirnya disebutkan dengan juga nama bedulang. Khasnya, kala makan makanan, kamu tak bisa memanfaatkan sendok serta disarankan gunakan tangan. Jadi mesti basuh tangan dahulu, dengan peraturan orang yg paling tua dahulu yg basuh tangan, baru lalu diteruskan dengan yg lebih muda.

5. Perang Topat di Lombok
Perang Topat di Lombok memiliki tujuan untuk memperkuat jalinan di antara umat beragama. Perang Topat yg bermakna perang ketupat ini dikerjakan oleh suku asli Lombok, adalah Suku Sasak serta kebanyakan dikerjakan kala hari ke-6 Lebaran. Rutinitas ini mulai dengan mengarak hasil bumi, lalu diteruskan dengan sama-sama lempar ketupat yg diyakini akan meluluskan doa serta permintaan mereka.

6. Festival Tumbilotohe di Gorontalo
Festival Tumbilotohe ini datang dari Gorontalo serta adalah rutinitas dimana beberapa masyarakat Gorontalo akan menyalakan lampu yg memiliki bahan minyak tanah yg selanjutnya dapat menerangi selama jalan di kota Gorontalo. Maksudnya sebetulnya adalah untuk menerangi jalan supaya masyarakat desa dapat dengan simpel melaluinya kala membagi-bagikan zakat. Kebanyakan, rutinitas ini pun diramaikan dengan tabuhan bedug serta meriam dari bambu.

7. Ngejot di Bali
Rutinitas umat Muslim di Pulau Dewata ini adalah rutinitas yg dikerjakan tiap tahun ini memiliki tujuan membuat jalinan yg selaras antar umat beragama di Bali. Dalam pekerjaan ini kaum muslim akan membagi-bagikan makanan buat semua masyarakat tanpa ada memilah agama yg dianutnya. Rutinitas Ngejot seringkali dikerjakan oleh umat Hindu di Bali kala mereka rayakan hari besar agama Hindu.

8. Ronjok Sayak di Bengkulu
Warga Bengkulu yakin kalau api adalah penghubung di antara manusia dengan leluhur mereka melahirkan rutinitas Lebaran bernama Ronjok Sayak atau yg juga di kenal dengan Bakar Gunung Api. Rutinitas ini udah dikerjakan saat beberapa ratus tahun oleh Suku Serawai serta tetap dikerjakan kala malam takbiran. Kebanyakan Suku Serawai akan membuat batok-batok kelapa sampai menjulang tinggi kemudian dibakar di muka rumah semasing.

9. Festival Meriam Karbit di Pontianak
Rutinitas yg dikerjakan oleh masyarakat Pontianak ini udah dilakukan saat 200 tahun lebih. Festival Meriam Karbit sendiri memanfaatkan meriam yg terbuat dari bambu besar serta ditempatkan di tepi Sungai Kapuas. Mendekati malam takbiran, beberapa masyarakat Pontianak akan bergabung di kira-kira tepi sungai untuk menyalakan meriam-meriam besar itu jadi sinyal datangnya hari kemenangan

10. Batobo di Riau
Rutinitas Batobo adalah pekerjaan masyarakat Riau yg mudik ke kampung halamannya akan diterima semarak oleh keluarga serta bahkan juga oleh masyarakat desa. Mereka akan diarak sekalian disertai pukulan rebana ketujuan tempat bukber. Kebanyakan rutinitas ini pun berisi pengajian serta lomba baca Alquran, dimana hadiahnya datang dari beberapa pemudik yg pulang kampung itu.

11. Meugang di Aceh
Rutinitas Meugang yg datang dari Aceh ini kebanyakan dikerjakan tiap tahun mendekati Idulfitri. Rutinitas Meugang sendiri kebanyakan dikerjakan oleh semua masyarakat dalam sebuah kampung. Dimana mereka akan bergabung di masjid untuk memasak daging serta menyantapnya sama-sama. Terkecuali itu, daging yg juga ada kebanyakan diberikan pada sama-sama yg perlu sebegai bentuk sama-sama beberapa di bulan Ramadan. Rutinitas ini pun dikerjakan kala perayaan Idul Adha.

12. Waktu Sapu di Maluku Tengah
Rutinitas yg dikerjakan oleh masyarakat Leihitu, Maluku Tengah ini dapat di katakan cukup berlebihan. Rutinitas yg diselenggarakan dalam hari ke-7 Lebaran ini kebanyakan dikerjakan oleh perwakilan pria dari semasing desa yg mencakup desa Morella serta desa Mamala. Beberapa perwakilan dari semasing desa akan bergabung di halaman masjid besar serta mereka akan sama-sama memukul punggung kedua-duanya memanfaatkan lidi dari pohon enau. Rutinitas ini terjadi saat kira-kira 30 menit serta kebanyakan akan membuat kulit sobek sampai berdarah-darah.

13. Kenduri Makam di Aceh
Rutinitas yg turun-temurun dikerjakan oleh masyarakat Desa Pasi di Kabupaten Aceh Barat ini diperingati dalam hari ke-12 selesai perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Masyarakat akan melaksanakan ziarah serta makan kenduri bersama dengan di tempat pemakaman tempat keluarga dimakamkan. Orang yg mengikuti ritual kenduri bawa beraneka model masakan nasi serta beragam kue ciri khas Aceh untuk dikonsumsi bersama dengan selesai serangkaian acara

No comments:

Post a Comment