Wednesday, July 17, 2019

Tradisi Ma’Nene di Toraja



banyak suku bangsa yg menyebar di antero nusantara membuat negeri ini tidak sudah pernah kehabisan etika serta ritual unik yg menarik untuk dikaji. Nah, bila kamu puas mendalami keragaman budaya yg ada pada tanah air, etika Ma’Nene dari Toraja tidak bisa kamu terlewat

Buat warga Toraja, etika Ma’Nene yakni ritual sakral yg ditunaikan jadi sesuatu bentuk penghormatan pada leluhur. Ritual itu mungkin tampak dikit “mengerikan” di mata turis sebab memanfaatkan mayat asli yg sudah berumur beberapa puluh bahkan juga beberapa ratus tahun. Eits… kamu langsung bergidik ketakutan ya, bagaimana juga etika ini mempunyai arti yang dalam, Teman akrab.
Untuk mengerti etika unik Ma’Nene di Toraja, kamu butuh sadari banyak hal berikut ini:

Merubah Baju Leluhur

Etika Ma’Nene pada prinsipnya yakni ritual untuk bersihkan jasad leluhur yg sudah wafat. Dalam ritual ini, keluarga bakal keluarkan jasad leluhurnya dari dalam Patane (kuburan ciri khas Toraja), setelah itu membersihkannya sekaligus juga merubah pakaian atau kain yg terdapat pada badan jasad dengan yg baru.
Selesai proses pembersihan serta perubahan pakaian tuntas, jasad bakal dibungkus lalu dimakamkan kembali di Patane. Dari sini, faksi keluarga setelah itu bergabung di Tongkonan, rumah etika warga Toraja, untuk berdoa bersama-sama sekaligus juga tutup acara ritual Ma’Nene.
Etika ini sudah dilaksanakan dengan cara turun-temurun saat beberapa ratus tahun. Semuanya acara Ma’Nene mesti dilaksanakan oleh faksi keluarga serta tidak bisa diwakili oleh orang lain.

Ditunaikan dengan cara Ramai-ramai

Implementasi etika Ma’Nene kebanyakan dilaksanakan dengan cara ramai-ramai oleh beberapa kepala keluarga atau bahkan juga satu desa dalam sebuah waktu. Sebab itu, kebanyakan acara etika yg dilaksanakan menghabiskan waktu lumayan lama.
Etika unik ini kebanyakan dilaksanakan diakhir bulan Agustus, ialah pas selesai periode panen berlalu. Sebelum acara mulai, faksi keluarga bakal menyebut sanak saudara dari jauh dan memohon beberapa bagian keluarga yg merantau untuk pulang.
Makin bertambah keluarga yg ada, maka semakin baik. Karena itu jangan bertanya-tanya bila saat upacara berjalan, desa yg menyelenggarakannya bakal kelihatan sangatlah ramai.

Mempunyai Arti yg Dalam
Lepas dari kekhasan ritual ini, etika Ma’Nene mempunyai arti yg dalam dan pelajaran yg berbentuk universal, lho. Dengan bersihkan jasad nenek moyang, kamu bakal pahami makna penghormatan pada leluhur dan menjunjung arti dalamnya pertalian keluarga yg bahkan juga tidak bakal terputus selesai kematian ada.
Keluarga jauh banyak yang datang untuk menuruti ritual ini juga melukiskan jika interaksi kekerabatan antar keluarga tidak bisa dipisah oleh jarak. Seandainya dibutuhkan, kamu mesti selalu memprioritaskan keperluan keluarga lebih dahulu. Sama sepertiseperti penggalan lagu yg dinyanyikan oleh Novia Kolopaking, sich, jika “harta yg paling mempunyai nilai yakni keluarga”.

Mengenai etika Ma’Nene pula dilaksanakan untuk memperkenalkan bagian keluarga yg masih terhitung muda dengan beberapa leluhur. Masalah ini adalah pelajaran jika mereka tak bisa lupakan jasa-jasa orang sebelumnya pada kehidupan mereka sekarang.
Itu banyak hal yg butuh kamu paham.kamu mengerti untuk mengerti etika Ma’Nene di Toraja. Walaupun sekarang tidak semua desa di Toraja masih mengadakan ritual itu, penyelenggaraan Ma’Nene terus bisa kamu dapatkan di sejumlah desa seperti Desa Pangala serta Baruppu.
Sesungguhnya tidak ada prasyarat spesial buat turis agar dapat saksikan ritual ini. Akan tetapi, kamu pasti butuh izin dari faksi keluarga yg ingin mengadakan ritual itu.

Paling akhir, penting untuk dimengerti jika etika ini adalah acara sakral yg berarti besar buat warga Toraja. Oleh sebab itu kamu harus mengawasi sikap serta tata krama waktu acara etika berjalan.

No comments:

Post a Comment