Penduduk yang tinggal di empat desa di Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, menyelenggarakan upacara rutinitas Adat Ulur Ulur di Telaga Buret,. Upacara ini adalah bentuk rasa sukur mereka atas faedah air Telaga Buret buat kehidupan mereka.
Sejauh ini, air Telaga Buret dipakai buat mengairi persawahan Desa Sawo, Gedangan, Ngentrong serta Gamping. Bahkan juga pada musim kemarau sekarang, sawah punya penduduk di empat desa itu konsisten dapatkan saluran air sampai petani tidak kuatir pada kekeringan.
Ketua Panitia upacara rutinitas Adat Ulur Ulur, Heri Setiyono menuturkan, upacara itu udah terjadi sejak mulai beberapa puluh tahun kemarin serta teratur diadakan tiap bulan Selo dalam penanggalan jawa, di hari Jumat Legi.
"Ini adalah adat serta bentuk rasa sukur kami atas limpahan air dari Telaga Buret buat mengairi sawah penduduk," papar Heri.
Upacara dengan terlebih dulu diawali arak-arakan beberapa ratus penduduk bawa beragam sesajen yang di tempatkan dalam tandu. Mereka selanjutnya meletakan sesajen di muka dua arca yang disebut perwujudan dari Dewi Sri serta Joko Sedono. Ke dua arca itu diyakini jadi ikon kemakmuran petani.
Dua arca itu selanjutnya dimandikan serta dikasih hiasan berwujud mahkota dari janur dan kalung ronce bunga melati. Beberapa penduduk selanjutnya menaburkan bunga di atas telaga.
"Sejauh ini petani di empat desa belum pernah kekurangan air biarpun di lain wilayah tengah musim kemarau," tuturnya.
Adat ini menarik animo beberapa turis. Destiana, salah satu orang pengunjung di luar kota mengakui berencana hadir ke Telaga Buret buat memandang proses ritual. Menurut dia, tradiri itu begitu unik serta tidak didapati di lain tempat.
"Ini adalah adat yang tetap harus dilestarikan apabila diciptakan, akan menarik animo banyak turis," bebernya.
No comments:
Post a Comment