Monday, July 29, 2019

Tradisi perang papah (Baris babuang ) turun temurun ratusan tahun yang lalu



Adat perang Papah Biu dikerjakan tiap Purnama sasih ke-enam (bulan purnama ke-6), ketika Piodalan Ida Betara Dalam Pingit, satu pura tua di desa ditempat.

Perang dengan gunakan batang pohon pisang ini dikerjakan oleh beberapa pemuda sejak mulai turun temurun tiap tahunnya. Mereka sama-sama gebuk sekalian menari, bahkan juga sama-sama bergelut. Kerapkali salah satunya dari mereka terluka serta

alami muka sebam atau abuh. Namun, tak pernah ada dendam di antara mereka. Bahkan juga cukup hanya olesan minyak serta percikan tirta, beberapa luka serta kulit abuh pulih dalam tempo satu sampai dua hari.Sebetulnya adat perang Papah Biu oleh penduduk ditempat lebih diketahui jadi tari Baris Babuang.

"Tari Baris Babuang adalah tari baris yang sakral serta cuma ada cuma satu di Bali di desa Pakraman Pengotan. Tari Baris Babuang atau perang Papah Biu udah kami warisi sejak mulai beberapa ratus tahun kemarin," tegas Jro Kopok. Sebelum

acara perang mulai, beberapa ratus pemuda kerjakan tarian sakral Baris Babuang yang dibawakan lewat cara massal. Demikian musik bertalu-talu waktu itu mereka langsung membuat group serta berteriak-teriak kerjakan tindakan sama-sama gebuk dengan gedebok pisang.

No comments:

Post a Comment