Saturday, July 27, 2019

Ritual Melukat; menyucikan diri guna memperoleh kebaikan



Agama Hindu Dharma yg diyakini sejumlah besar warga di Bali dikenal juga dengan panggilan Agama Tirtha agama air suci Berlainan dari tempat aslinya di India, Hindu di Bali sebagai gabungan Hindu saluran Siwa, Waisnawa, serta Brahma dengan keyakinan lokal orang Bali. Laut, danau, sungai serta sumber mata air dirasa penting sampai mesti dijaga serta dilestarikan. Bukti utamanya dapat disaksikan dari area beberapa pura yg ambil tempat dekat sama sumber air seperti Pura Tanah Lot, Pura Uluwatu, Pura Ulun Danu Beratan, Pura Tirta Empul, serta yang lain.

Dalam ritual umat Hindu, tidak hanya jadi tirtha, air pula digunakan jadi tempat pembersihan diri jasmani serta rohani pada ritual yg disebutkan melukat. Datang dari kata sulukat (su yg bermakna baik serta lukat bermakna penyuciaan), melukat bermakna upacara menyucikan diri buat mendapat kebaikan. Ritual melukat udah dijalankan oleh umat Hindu lewat cara turun temurun buat pelbagai keperluan, tetapi maksudnya terus sama adalah penyucian diri.

Diantara dari umat mengerjakan melukat jadi lambang bersihkan diri dari semua kekotoran buat dapat ada dalam ingatan yg kembali bersih serta terdapat perihal positip buat menyambung kehidupan. Ada pula yg melaksanakannya buat mendapat kesembuhan dari penyakit, mendapat keturunan, kewibawaan serta yang lain. Meskipun begitu kesemuanya sebagai permintaan yg diperuntukkan terhadap Tuhan lewat penghubung air.

Tempat melukat kebanyakan di pilih pada sumber air yg dirasa suci. Menjalankannya dapat berbarengan atau sendiri. Satu diantaranya tempat yg banyak didatangi adalah Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Di hari spesifik seperti Kajang Kliwon, Manis Galungan, Kuningan atau bersamaan dengan piodalan (hari raya) pura, umat yg hadir dapat sampai beberapa ribu orang. Hari-hari itu di percayai baik buat mengerjakan melukat biar doa serta permintaan mereka dapat terkabul.

Pura Tirta Empul tempatnya berdekatan dengan Istana Presiden Tampaksiring. Dari Denpasar dapat ditempuh dalam kurun waktu satu jam dengan kendaraan bermotor menjurus utara lewat kota Gianyar. Tirta Empul bermakna air suci yg menyembur dari tanah. Air dari sumber mata air di pura ditampung pada suatu kolam besar di sisi dalam pura terlebih dulu sebelum disalurkan ketujuan beberapa puluh pancuran di kolam permandian. Acara melukat dijalankan pada kolam permandian itu.

Semasing pancuran di kolam permandian Pura Tirta Empul mempunyai nama sama dengan peruntukannya seperti pancuran penglukatan, pebersihan, sudamala, cetik (toksin), dan lain-lain. Umat yg ingin melukat dapat menentukan di pancuran mana saja mesti melaksanakannya. Jadi persiapan, umat menghaturkan sesaji serta memanjatkan doa didekat pancuran terlebih dulu. Melukat mulai dengan menguyur kepala, membersihkan muka ataupun mandi sekejap dengan air yg keluar dari pancuran. Selesai melukat, umat lantas lakukan persembahyangan di pura.

Area lain yg seringkali berubah menjadi arah melukat adalah air terjun Gunung Kawi Sebatu serta Pura Selukat, kedua-duanya terdapat di Kabupaten Gianyar. Buat tempat melukat di laut, pantai Sanur di Denpasar sebagai satu diantaranya area yg banyak di pilih. Area di pilih tidak saja lantaran sumber airnya dirasa suci serta terbangun, kebanyakan tempat itu punyai nilai histori. Pura Tirta Empul umpamanya, keberadaanya dihubungkan dengan narasi peperangan di antara Mayadenawa seseorang raja berperangai tidak baik dengan Dewa Indra.

Melukat menyucikan diri dengan penghubung air buat sampai kedamaian serta ketenangan jiwa raga sebagai perihal yg banyak dicari oleh umat Hindu. Semua dilandasi atas kepercayaan jika Tuhan Yg Maha Esa yg memberinya. Serasi jalinan di antara manusia, alam serta Tuhan selalu harus dijaga buat menghadirkan kebaikan hidup sekarang ini ataupun di waktu mendatang.

No comments:

Post a Comment