Wednesday, July 24, 2019
Tradisi Mapeed berjalan berbarengan dengan cara rapi serta teratur dengan bawa Gebogan
Mapeed, satu diantaranya rutinitas unik di Pulau Dewata Bali, rutinitas dimana beberapa wanita Bali dimulai dengan anak kecil, remaja, hingga sampai orang dewasa berjalan berbarengan dengan cara rapi serta teratur dengan bawa Gebogan. Gebogan sendiri merupakan serangkaian buah serta beragam jajanan tradisionil Bali yang dihiasi daun janur serta diatur demikian rupa di atas tempat
yang dikatakan Dulang. Perempuan-perempuan kokoh itu membawa Gebogan yang tingginya seputar 1 mtr. dengan berjalan kaki dari Banjar ketujuan Pura Kahyangan Desa. Upacara ini dikerjakan umat Hindu di Bali jadi perkataan rasa sukur mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Arti Mapeed punyai arti berjalan berbarengan, lantaran masyarakat tak dibolehkan ada dengan cara individual. Mengenai acara Mapeed dibagi berubah menjadi 2 gelombang, gelombang pertama buat masyarakat yang tinggal di barat desa (tempek kauh), serta gelombang ke-2 buat masyarakat yang tinggal di timur desa (tempek kangin).
Upacara Mapeed cuma dikerjakan pada hari-hari spesifik saja, seperti waktu ada piodalan. Apabila anda mujur serta ada pas 10 hari selesai Hari Raya Kuningan, rutinitas Mapeed dapat berubah menjadi moment terindah berlibur anda. Apabila anda serius ingin memandang rutinitas ini, lebih baik cari info lebih jauh perihal hari implementasinya, lantaran tiap wilayah di Bali
punyai waktu yang berlainan buat lakukan upacara Mapeed ini. Bukan sekedar saatnya yang berlainan, namun trik mereka melakukan rutinitas ini pula berlainan di tiap daerahnya. Meskipun demikian, maksud serta tujuan yang ikut serta dalam upacara ini tentu sama, yakni ucapkan syukur atas kesejahteraan serta keselamatan yang diberi Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment