Thursday, July 18, 2019
Tradisi Adat Jawa untuk Menyambut Bayi yang Baru Lahir
Kelahiran anak manusia baru ke dunia yang pasti bawa kebahagiaan spesifik untuk orang-tua serta keluarganya. Hal semacam itu pula berlaku buat orang Jawa. Bahkan juga, orang Jawa punyai adat sendiri buat menyongsong kelahiran kehidupan baru. Semua punyai bagian semasing dengan filosofi dan doa baik buat bayi atau orang tuanya.
Dari bayi lahir ke dunia hingga sampai usia bayi ‘selapan‘ yg berarti 35 hari, orang-tua serta bayi kebanyakan membuat ritual teristimewa sesuai dengan adat Jawa. Apa sich ritualnya? orang-tua baru yg aslinya dari Suku Jawa saling baca supaya memahami.
1. Sesudah bayi lahir, ayah bayi harus menguburkan ari-ari bayinya. Gak asal-asalan, mengubur ari-ari ada ketentuannya
Bayi lahir dengan ari-arinya yg turut keluar. Menurut orang Jawa, ari-ari ibarat saudara bayi yg temani bayi saat dalam kandungan. Apalagi, bayi kan saat di perut ibu mendapatkan nutrisi lewat ari-ari itu. Karena itu ari-ari gak bisa dibuang asal-asalan namun dikubur. Bahkan juga buat menguburnya, ada ritual teristimewa serta terletak juga telah ada ketentuannya.
2. Sesudah itu, tetangga serta saudara akan tiba buat mendatangi acara Brokohan. Ini berarti biar bayi dikasih rahmat serta keselamatan
Setelah itu, tetangga serta saudara akan tiba bawa hadiah buat bayinya dalam acara Brokohan. Kata Brokohan sendiri diambil dari kata ‘Barokah’ yg mempunyai arti ‘Berkah’. Acara ini memohonkan rahmat atas keselamatan serta kelahiran bayi.
3. Saat bayi usianya lima hari, orang-tua membuat acara Sepasaran. Kebanyakan acara dibarengi makan-makan serta pengumuman nama bayi itu
Acara sepasaran dikerjakan sesudah bayi berumur lima hari. Faksi orang-tua menyediakan acara syukuran serta jamuan makan bersama dengan alias kenduri. Kebanyakan nama bayi pula diinformasikan dalam acara ini. Semua juga sekaligus mendoakan bayi yg sudah dilahirkan.
4. Percampuran budaya Jawa dengan agama Islam membuahkan ritual Aqiqah. Sesudah tujuh hari, kambing disembelih. Jumlah sesuai dengan type kelamin bayinya
Sesudah umur bayi tujuh hari, orang-tua kebanyakan membuat acara Aqiqah. Acara ini sesungguhnya sich percampuran kebiasaan Jawa dengan agama Islam serta dijalankan dengan menyembelih kambing. Kalaupun anaknya wanita, kambing yg disembelih cuma satu ekor sedang anak laki laki sich yg disembelih ada dua ekor.
5. Sesudah bayi berumur 35 hari, acara Selapanan juga dikerjakan. Yg dijalankan diantaranya yaitu memangkas rambut serta kuku bayi
Tiga puluh lima hari sesudah bayi lahir, selapanan dijalankan dengan membuat bancakan. Bancakan yaitu satu adat nikmati jamuan makan bersamanya. Lalu, rambut di kepala bayi dicukur sampai habis serta kukunya dipotong. Buat cukur rambut, sekarang umumnya sich mengerjakannya lewat cara simbolik saja. Proses menggundulinya dijalankan terpisah.
6. Kalaupun tali pusar bayi telah terlepas, ada acara bernama Puputan. Namun saat ini umumnya Puputan dikerjakan dengan Sepasaran atau Selapanan
Bayi yg tali pusarnya telah terlepas bakal melakukan acara Puputan. Kebanyakan acara ini dijalankan dengan penyediaan sesaji. Namun untuk kepraktisan, acara puputan umumnya dicampurkan dengan acara Sepasaran atau Selapanan, mengatur waktu tali pusarnya terlepas.
Sekarang sich gak banyak yg masih kerjakan semua adat itu lewat cara komplet. Umumnya cuma kerjakan adat mengubur ari-ari, Aqiqah, dan Selapanan. Yang pasti semua punyai filosofi unik yg pokoknya yaitu mendoakan biar bayi tumbuh sehat serta baik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment