Wednesday, July 17, 2019
Ritual Peutron Aneuk, Tradisi Turun Tanah Bayi di Aceh
Mulai sejak pagi, Zakiul Fuady serta Latifa Dara Meutuah tampil repot menghias putra pertama mereka. Pasangan muda ini sedang menyiapkan acara Peutron Aneuk (turun tanah). Satu ritual tradisi sang bayi dibawa keluar rumah, lalu kakinya dijejakkan ke tanah untuk yg kali pertamanya.
Peutron Aneuk sebagai etika sakral buat orang Aceh. Diselenggarakan seusai anak dikira cukup usia; genap 44 hari, tiga bulan, lima bulan, sampai tujuh bulan. Sebelum upacara diselenggarakan, si bayi pantang dibawa keluar rumah, terkecuali dalam keadaan tersendiri.
Satu orang pemuka agama (Aceh: Teungku) akan pimpin ritual tradisi itu. Di sisinya sudah ada satu talam (baki), yg di dalamnya terdapat sari kurma, ketan kuning, air zamzam, ayam panggang, dan beragam buah manis yang lain.
Siap-siap untuk acara peusijeuk (tepung tawar) bayi waktu upacara turun tanah di Aceh.
Sebelumnya bayi mungil yg disebut Ziyad Mumammad Zaki di-peusijuek (ditepung tawari), sembari dibacakan doa-doa untuk keberkahan.
Sesudah itu si bayi di-peucicap (dikecap) bermacam rasa ke lidahnya. Terkecuali ayam, sebagian besar menu yg ada di talam dikecap untuk Ziyad kecil, maksudnya adalah untuk merangsang indera perasanya untuk lebih peka.
Setelah itu, Teungku ambil serta memutar-mutar ayam di atas badan si bayi. Ritual ini didambakan supaya si anak sewaktu besar akan cerdik serta kreatif dalam berpikir.
Talam atau baki yg berisi beberapa bahan pada acara peutron aneuk di Aceh.
Acara pertama tuntas, dibarengi selawat pada Nabi Muhammad SAW, Ziyad digendong keluar lewat pintu depan oleh ayahnya, disana sudah diselenggarakan kain yg menutupi satu payung. Tempat mereka gak jauh dari pintu rumah.
Ziyad serta ayahnya masuk ke bawah kain itu. Ziyad diberdirikan biar kakinya sentuh tanah. Dari atas kain, satu kelapa dibelah.
Prak...!!! Air kelapa itu mengucur tembus kain, membasahi pelindung. Setelah itu samping dari kelapa itu diserahkan ke ayahnya Ziyad, bekasnya untuk ibunya. Ini ikon ikatan biar batin anak serta ke-2 orang tuanya konsisten abadi.
Ziyad kecil digendong dibawa keluar rumah pada acara turun tanah di Aceh.
Ritual sesudah itu sungkeman serta waktunya Ziyad lewat orang tuanya terima salam tempel dari semua keluarga besarnya.
Kecuali sanak famili, lazimnya, tuan-rumah pun mengundang tetamu dalam syukurannya. Seusai acara tradisi tuntas, waktunya beberapa tetamu nikmati bermacam hidangan ciri khas wilayah yg sudah disediakan oleh si empunya hajatan.
Bayi yg turun tanah di pangkuan neneknya.
Acara peusijuek (tepung tawar) bayi waktu turun tanah dalam acara tradisi di Aceh
Ayam panggang isi talam atau baki pada ritual peutron aneuk di Aceh.
Timphan satu diantara beragam penganan ciri khas Aceh disiapkan untuk tetamu oleh empunya hajatan.
Selesai acara itu, tetamu nikmati hidangan yg sudah disiapkan empunya hajatan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment