Saturday, July 20, 2019

Tradisi baju baru saat lebaran



Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri banyak dipakai orang untuk belanja. Sesudah 1bulan lamanya berpuasa di bulan Ramadan, lumrah saja kalau kebanyakan orang ingin tampil berbeda serta rapi pada peristiwa spesial waktu Lebaran.
Kecuali sama dengan ketupat, opor, serta makanan ciri khas yang lain, etika hari Lebaran sama dengan yg baru.
Baca pula: Makanan Ciri khas Lebaran di Indonesia yg Paling Banyak Dicari

Ya, Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri banyak dipakai orang untuk belanja. Ditambah lagi Tunjangan Hari Raya (THR) telah di tangan, automatis kemauan berbelanja kian menggebu.
Namun butuh diingat, berbelanja waktu lebaran, baik kemeja, gadget, sampai kendaraan tidak usah terlalu berlebih sampai membawa dampak pemborosan uang

mudik
Boros adalah prilaku yg tak baik tapi susah dicegah. Dalam Islam boros sendiri telah dilarang dalam Alquran Surah Al-Isra’ 26-27 yg translate-nya keluarkan bunyi, serta berikanlah haknya pada kerabat dekat, pada orang miskin serta orang yg dalam perjalanan; serta jangan sampai kamu menghambur-hamburkan (hartamu) dengan boros. Sebenarnya beberapa orang yg pemboros itu merupakan saudara setan serta setan itu begitu kufur pada Tuhannya.

Kalau boros itu dilarang, karena itu bagaimana dapat etika hari Lebaran sama dengan yg baru?
Di Indonesia, memanfaatkan serta berbelanja pakaian Lebaran telah mulai sejak mulai beratus-ratus tahun waktu lalu. Persisnya tahun 1596. Riwayat pemanfaatan pakaian baru dicatat dalam buku Riwayat Nasional Indonesia karangan Marwati Djoened Poesponegoro serta Nugroho Notosusanto.

Memanfaatkan pakaian baru waktu Lebaran tidak cuma budaya orang Indonesia saja. Ada dalil-dalil sahih berbentuk hadis Nabi serta atsar (pengucapan) banyak ulama ahlus sunah wal jama’ah yg tunjukkan kalau hal semacam itu memang bisa serta ada tuntunannya.

etika hari lebaran

Diambil dari bincangsyariah.com, “Sungguh Abdullah bin Umar, dia mengatakan : “Umar ambil satu jubah sutra yg di jual di pasar, dia mengambilnya serta membawanya pada Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam serta mengatakan: “Wahai Rasulullah, belilah jubah ini dan berhiaslah dengan jubah ini dalam hari raya serta penyambutan. Rasulullah mengatakan pada Umar : “sesungguhnya jubah ini merupakan kemeja orang yg tak memperoleh bagian”. (HR. Al Bukhari).

Dari hadits ini didapati, kalau berhias dalam hari raya terhitung rutinitas serta budaya yg telah berada pada golongan banyak kawan akrab, serta Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak juga mengingkarinya.
Namun kalau tak ada yg baru, pakaian lama tidak juga soal. Ingat lagu Pakaian Baru yg dinyanyikan Dhea Ananda, liriknya berikut “Baju baru Alhamdulillah. Tuk digunakan dalam hari raya. Gak miliki juga gak apa-apa. Masih ada pakaian yg lama.” Lirik yang lain “Hari raya Idul Fitri. Bukan untuk berpesta-pesta. Yg penting maafnya lahir batinnya.”

etika hari lebaran

Dalam budaya Jawa, ada arti laris papat, yg berarti empat prilaku.
Empat prilaku itu tujuannya Lebaran yg miliki arti sudah selesai, Luberan yg maknanya merupakan limpahan rahmat untuk bersedekah, Leburan yg secara ringkas miliki makna dosa yg sudah dihapus, serta Laburan yg berarti kesucian serta jernih kembali sebab Lebaran.

Walaupun tak dilarang dengan etika hari Lebaran sama dengan yg baru, namun jangan pernah boros disaat berbelanja serta melenyapkan arti Lebaran tersebut.

No comments:

Post a Comment