Thursday, July 18, 2019

Tradisi penyucian diri dalam berbagai ritual di Indonesia



Pernikahan sebagai langkah penting buat tiap-tiap insan dalam masuk stage kehidupan yang baru. Cukup beberapa perihal disiapkan dalam menyongsong hari penting ini, baik dengan cara material atau spiritual. Sebab itu, dalam beragam rutinitas di tiap-tiap wilayah di Indonesia, bermacam acara mesti dilewati oleh pasangan calon pengantin buat menyiapkan mental mereka hadapi pernikahan.

Satu diantaranya persiapan yang kerapkali dijalankan yaitu ritual penyucian diri. Ritual ini lantas berlainan pada semasing wilayah. Dalam rutinitas Jawa serta Sunda umpamanya, diketahui acara Siraman, sesaat dalam rutinitas Minang ada acara yang disebut mandi-mandi. Punyai maksud yang tidak jauh berbeda, ialah biar pasangan calon pengantin dalam keadaan bersih suci lahir serta batin dalam masuk mahligai rumah tangga, ritual ini dijalankan secara yang berlainan pada setiap wilayah. Tersebut beberapa ritual penyucian diri dari beragam wilayah di Indonesia.

Siraman
Hampir tiap-tiap calon pengantin bertajuk Jawa mengerjakan acara siraman sebelum pernikahan. Datang dari kata siram yang bermakna mandi, ritual yang biasa dijalankan oleh calon pengantin pria serta wanita ini bertujuan biar calon pengantin bersih dengan cara spiritual serta berhati suci sebelum masuk kehidupan berumah tangga. Acara Siraman kebanyakan dijalankan satu hari sebelum hari-H, waktu pagi hari jam 10.00 atau sore jam 15.00, diteruskan dengan acara Midodareni.

Ngebakan
Ngebakan yaitu acara siraman dalam rutinitas Sunda. Walau dikit berlainan dalam tata barisan acara, akan tetapi secara prinsip sama dengan siraman yang diadakan dalam rutinitas Jawa. Selain itu, calon pengantin pria mengerjakan siraman di rumah tinggalnya sendiri, sehabis calon pengantin wanita tuntas mengerjakan siraman.

Ngekeb
Dalam rutinitas Bali, satu hari sebelum calon pengantin wanita dijemput buat mengerjakan pernikahan dalam tempat keluarga calon pengantin pria, dijalankan acara ngekeb yang sama dengan ritual siraman pada rutinitas Jawa. Pada acara ini, sebelum dijalankan siraman, calon pengantin wanita dilulur dengan ramuan yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga, serta beras yang ditumbuk halus, dan air merang buat keramas. Sehabis menekuni ritual ngekeb, calon mempelai wanita dilarang keluar kamar mulai sore hari sampai keluarga calon mempelai pria ada menjemput. Ritual ini punya tujuan buat menyiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan remaja berubah menjadi seseorang ibu rumah-tangga, pun meminta doa restu terhadap Tuhan Yang Maha Esa buat turunkan kebahagiaan terhadap pasangan ini.

Mapacci
Warga Bugis serta Makassar mengetahui mappaci jadi ritual yang punya tujuan menyucikan diri. Satu hari sebelum pernikahan, ke dua calon pengantin menekuni ritual ini di tempat tinggal semasing, dikunjungi kerabat dekat. mappaci diambil dari kata pacci (pacar) yang disebut ritual menggosok-gosokan pacci atau daun pacar ke tangan calon pengantin. Pacci yang diusapkan ke telapak tangan itu dipandang sanggup bersihkan serta menyucikan calon pengantin dari beragam perihal jelek.

Mandi – mandi
Banyak orang lebih mengetahui acara malam bainai dalam serangkaian pernikahan tradisionil Minang. Memang ada satu acara sebelum bainai, ialah mandi-mandi. Mempunyai kandungan makna yang sekitar sama juga dengan siraman, ialah buat menyucikan anak daro atau calon pengantin wanita. Di sejumlah wilayah si Sumatera Barat, pada acara ini anak daro diarak ke arah pinggiran atau pincuran tempat mandi umum, dibacakan doa oleh ibu, nenek serta banyak sesepuh, lalu dimandikan oleh banyak sesepuh itu dengan cara berganti-gantian. Sesaat, di kota-kota besar seperti Jakarta, anak daro cukup dipercikkan air berisi tujuh kembang dibarengi pembacaan doa.

Sesimburan
Sesimburan yaitu acara mandi di sumur atau di kali yang dijalankan menurut rutinitas pernikahan Lampung. Pada acara ini, calon pengantin wanita diarak dengan dibarengi tetabuhan. Waktu mandi, sanak keluarga wanita bisa turut serta lakukan simburan menuju calon pengantin atau sebaliknya.

No comments:

Post a Comment