Saturday, July 20, 2019
Tradisi di desa Tenganan yakni ayunan yang sudah turun temurun
Desa Tenganan gak habis-habisnya mengikat pengunjung dengan budaya serta etika istiadatnya. Desa ini yakni satu diantara desa yang masih membela gaya hidup serta tatanan orang warisan nenek moyang tidak cuman Trunyan serta Sembiran.
Jika obyek wisata lain di Bali telah ramai dengan hotel serta cafe, Desa Tenganan seperti malas bergerak dari life-style bersahaja. Aturan etika desa yang dikatakan awig-awig telah terdaftar semenjak masa ke-11 serta paling akhir diperbaiki pada tahun 1842. Walau terima tempat kekinian seperti listrik, Desa Tenganan masih bertahan dengan tiga balai desa dan rumah etika yang masih di huni masyarakat.
Buat yang pernah ke Desa Tenganan, tentunya familiar dengan kain geringsing. Tidak cuman kerajinan tangan berharga tinggi itu, Desa Tenganan pun disukai banyak orang di golongan peminat budaya sebab etika Perang Pandan yang teratur dipertunjukkan tiap bulan ke-5 kalender Tenganan (Mei atau Juni).
Perang Pandan
Dua orang pria sama sama menyerang serta menggoreskan duri daun pandan pada etika Mekare atau Perang Pandan di Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Etika 1 tahun sekali itu sebagai bentuk penghormatan terhadap Dewa Perang yang diyakini bisa menghindari wilayah itu dari semua petaka.
Bulan itu yakni waktu diadakannya Usabha Sambah, upacara ke arah kedewasaan buat remaja Desa Tenganan. Jika yang laki laki jalankan etika berperang dengan pandan berduri, lain dengan perempuannya. Gadis Tenganan yang bergerak dewasa harus naiki ayunan besar yang terbuat dari kayu.
Etika Ayunan Desa Tenganan
Beberapa masyarakat asli Tenganan mengerjakan etika Ayunan di Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali,
Acara ayunan kebanyakan dipertunjukkan sesudah Perang Pandan usai. Delapan gadis Desa Tenganan yang dikatakan daha duduk di atas ayunan dengan kenakan kain tradisionil berwarna keemasan. Ayunan yang ditempatkan di halaman desa itu digerakkan oleh dua orang pemuda. Acara ayunan ini melambangkan kehidupan yang terus berputar-putar, terkadang di atas, terkadang dibawah.
Etika Ayunan Desa Tenganan
Etika Ayunan ciri khas Tenganan itu sebagai serangkaian upacara Usabha Sambah yang dijalankan buat meminta keselamatan terhadap Tuhan.
Ayunan besar yang diperlukan dalam acara itu yakni warisan nenek moyang yang tak bisa asal-asalan dimainkan. Sesudah dipasang, ayunan harus diupacarakan terlebih dulu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment