Monday, July 22, 2019

Tradisi cium ciuman ( omed omedan ) di Bali yang sangat dikenal

Bali selamanya sukses memikat banyak orang-orang darimanakah saja. Namanya tersohor di luar negeri, hingga wisatawan asing tidak tahu Bali sisi dari Indonesia. Waktu diberi pertanyaan Indonesia, mereka menggelengkan kepala. Akan tetapi sekalipun diberi pertanyaan Bali, mereka langsung ngeh.
Keluhuran budaya, keramahan penduduk, sampai pesona alam Bali, sukses memukau pelancong lokal atau luar negeri. Bahkan juga ada di antara dari mereka yg pilih membuat Bali jadi tempat memakan jaman tua.



Satu diantaranya daya tarik Bali ialah kehidupan warga yg rukun, tenteram, ramah, serta adat yg mengakar kuat. Soal ini dapat disaksikan dari kehidupan warga Bali, yg kebanyakan memeluk agama Hindu.
Pas ini hari, berjalan Hari Raya Nyepi yg menandai perubahan tahun baru saka 1941. Dalam perayaannya, bukan hingar bingar yg dilaksanakan umat Hindu Indonesia, namun serius menyepi konsentrasi ibadah.

Sejumlah pekerjaan yg tak bisa dilaksanakan saat Hari Raya Nyepi diantaranya kerja atau bekerja di luar rumah (perhatikan karya), menyalakan api, lampu, serta semua sumber pencahayaan (perhatikan geni), berjalan-jalan, pergi, atau pelesiran (perhatikan lelungan), serta bersenang-senang (perhatikan lelanguan).
Saat Hari Raya Nyepi, ada sekian banyak ritual yg dilaksanakan umat Hindu. Antara lainnya ritual Ngembak yg disinyalir dengan sama sama bertandang ke keluarga, tetangga, serta kerabat buat sama sama mengampuni. Nah, untuk pemudanya, berujud ritual Omed-omedan atau umum diketahui adat ciuman.

Pengen tahu seperti apa adat Omed-omedan yg umumnya dibarengi anak muda 17-30 tahun serta belum menikah ini? Tersebut penjelasannya dirangkum Brilio.net dari share sumber,.

1. Bentuk tali persaudaraan.
Adat ini dijalankan satu hari selesai Hari Raya Nyepi oleh anak muda di Banjar Kaja, Desa Pakraman Sesetan, Denpasar. Omed-omedan jadi arena memperkuat tali persaudaraan, khususnya beberapa pemuda serta pemudi di Bali. Umpamanya saja ada yg sekolah atau kerja di luar Bali bahkan juga luar negeri, hingga disaat pulang waktu Nyepi dapat bersilaturahmi dengan lainnya.

2. Bukan asal cium.
Secara prinsip, Omed-omedan bermakna tarik-menarik. Teknik melaksanakannya ialah pemuda-pemudi yg ikut serta sama sama tarik pinggul. Akan tetapi seiring bersamanya waktu, adat ini jadi adat pelukan serta ciuman pipi. Akan tetapi ada larangan keras ciuman bibir sebab dianggap kebablasan.

3. Didahului ritual beribadah.
Sebelum dijalankan, beberapa simpatisan Omed-omedan harus sembahyang di Pura. Beberapa peserta yg dibagi barisan putra (teruna) serta barisan putri (teruni) ini berdoa biar dikasih hati yg bersih serta kelancaran saat proses Omed-omedan.
Baru selesai sembahyang, mereka ketujuan pelataran Pura, berdiri berhadap-hadapan, sembari menanti aba-aba dari mulai sesepuh desa, yg dibarengi permainan gamelan.

4. Selesai basah kuyup.
Saat Omed-omedan, beberapa simpatisan dapat disiram air. Kehebohan perayaan perubahan tahun baru Saka dapat bertambah semarak serta hangat. Beberapa pirsawan lantas tidak lewat mengenai siraman air dari panitia Omed-omedan.

5. Jadi festival tahunan.

Adat Omed-omedan jadi daya tarik spesifik untuk beberapa wisatawan. Tidak mengejutkan apabila ritual ini dimasukkan dalam festival tahunan Omed-omedan Cultural Heritage Festival. Acara ini diramaikan pasar rakyat atau bazar serta panggung atraksi musik.

No comments:

Post a Comment