Sunday, July 28, 2019

Menelisik Ritual kesurupan masal puncak acara tradisi ngerebong



Kesurupan massal di Bali sebagai satu diantara sisi dari pucuk acara etika Ngerebong. Etika unik ini masih digenggam teguh oleh penduduk Balii, utamanya penduduk di Desa Kesiman, Denpasar.
Ngerebong sendiri sebagai bahasa Bali yg miliki makna kumpul. Ketika etika Ngerebong diselenggarakan, diyakini kalau banyak dewa tengah kumpul.

Etika Ngerebong diselenggarakan tiap enam bulan sekali sesuai sama penanggalan Bali, ialah tiap delapan hari seusai Hari Raya Kuningan atau dalam hari Minggu, Redite Pon Wuku Medangsia.
Pusat diselenggarakannya Etika Ngerebong Bali ada di Pura Petilan, yg terdapat di wilayah Kesiman. Sebelum dimulainya acara pucuk, rata-rata penduduk udah penuhi ruang acara.

Disana juga terdapat sejumlah sajian seperti alunan musik tradisionil, bunga-bungaan dalam tempayan cantik, dan penjor-penjor.
Sebelum upacara diawali, banyak pecalang atau yg biasa dimaksud polisi kebiasaan bakal kosongkan jalanan atau tutup jalan. Jalanan ditutup dikarenakan upacara serta rangkaian etika ngerebong memang sakral.

Untuk mulai upacara ini, penduduk bakal sembahyang di Pura Petilan. Lantas acara bakal makin ramai, lantaran diteruskan karena ada acara beradu ayam di wantilan.
Wantilan sebagai bangunan yg serupa bale-bale. Kemudian penduduk mengarak barong yang disebut ikon kebaikan untuk penduduk pennganut Hindu serta diarak ke arah Pura Pengerebongan.

Di momen-momen mengitari wantilan bakal terdapat sejumlah orang yg kesurupan atau kerasukan. Beberapa orang yg kesurupan itu bakal menggeram, menangis, berteriak, menari-nari dengan dibarengi oleh musik tradisionil beleganjur.
Tidak cuman kerjakan perihal itu, beberapa orang yg kesurupan akan juga bertindak yg berlebihan. Mereka bakal menghujamkan keris pada dada, leher, kepala, serta mereka pun tidak terluka.
Penduduk yg tidak kesurupan kudu menyelamatkan penduduk lainnya yg tidak kesurupan biar menjauhkan orang kesurupan melukai mereka.

Kapabilitas magis roh yg masuk pada badan mereka seakan-akan memberikannya resiko kebal, hingga mereka tidak terluka kendati keris menggoresi badan mereka. Kerasukan sesuai itu memang bakal berlangsung pada etika Ngerebong
Etika Ngerebong Bali sendiri pun miliki maksud, yaitu untuk memperingatkan umat Hindu biar terus mengawasi keselarasan jalinan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sama-sama manusia, dan manusia dengan alam atau yg diketahui dengan arti Tri Hita Karana.

Berakhirnya Etika Ngerebong ini ditutup dengan persembahyangan yg membuat roh-roh pulang ke alamnya. Serta semua penduduk kembali sadar seusai etika sakral ini selesai.
Untuk anda yg tengah liburan di Bali serta mau paham Etika Ngerebong, anda bisa ke arah ke Desa Kesiman, Denpasar. Waktu terpilih bertandang yaitu sebelum waktu 09.00, dikarenakan acara diawali waktu 09.00 WITA.

No comments:

Post a Comment