Saturday, July 20, 2019

Tradisi bali yang sudah masuk dalam warisan budaya Indonesia



Bali tidak hanya pulau seribu pura, dan juga pulau 'ribuan budaya'. Pelbagai variasi budaya sebagai hasil oleh cipta, rasa, serta karsa berada di Bali. Di mulai dari style budaya berbentuk sastra, kemahiran kerajinan tradisionil, seni pementasan, tradisi istiadat penduduk, upacara tradisionil, serta banyak style yang lain. Budayalah sebagai daya tarik pariwisata Bali sampai kini.

Buat perlindungan budaya yang diwariskan lewat cara turun temurun, Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan tiap tahunnya memastikan sejumlah hasil kebudayaan di semua wilayah Nusantara berubah menjadi Warisan Budaya Gak Benda (WBTB) Indonesia.
Pada penentuan WBTB Indonesia tahun 2018 ini, sekitar 13 seni budaya Bali sukses selamat penilaian dan verifikasi. Ketigabelas variasi budaya itu diputuskan berubah menjadi WBTB.

Kebiasaan yang masuk dalam Warisan Budaya Gak Benda

1. Upacara Pangerebongan Kesiman masuk dalam WBTB Indonesia 2018
Siapa sich yang tidak paham Upacara Pangrebongan di Kesiman? Upacara ini ialah bentuk ritual yang berperan jadi penetralisir alam makrokosmos serta mikrokosmos. Tidak hanya itu, upacara ini pula jadi bentuk pelestarian skema pemerintahan raja-raja, dikemas dengan skema religi yang sarat arti buat mengawasi keserasian atau keselarasan baik sosial, ekonomi, lingkungan serta spiritual.

Upacara Pangerebongan sebagai satu diantara empat budaya yang diusulkan berubah menjadi WBTB Indonesia 2018 oleh Pemerintah Kota Denpasar. Selesai lewat beberapa penilaian serta verifikasi, upacara Pangerebongan Kesiman pada akhirnya diputuskan berubah menjadi WBTB Indonesia 2018.

Kecuali upacara Pangerebongan Kesiman, ada 12 budaya yang lain yang diputuskan jadi WBTB Indonesia 2018. Salah satunya Seni Lukisan Batuan (Gianyar), Jegog (Jembrana), Siat Geni Desa Tradisi Tuban (Badung), Mesabat-sabatan Biu (Karangasem), Megibung (Karangasem), Terompong Beruk (Karangasem).

Juga ada Upacara Basmerah Desa Taman Pohmanis (Denpasar), Tari Baris Wayang Lumintang (Denpasar), Tari Baris Cina (Denpasar), Tenun Songket Beratan (Buleleng), Kebiasaan Nyakan Diwang (Buleleng), serta Tari Trunajaya (Buleleng).

"Prasyarat dapat diputuskan berubah menjadi WBTB, salah satunya umur budaya yang diusulkan telah melewati dua generasi atau lebih dari 50 tahun. Prasyarat yang lain, masih ada narasumbernya serta masih dijalani di penduduk. Kriteria ini pula harus dapat dukungan dengan dokumen berbentuk video, pengamatan akademis serta poto," jelas Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Bali, Drs Dewa Putu Beratha.

2. Dalam kurun waktu lima tahun, telah 37 seni budaya Bali yang diputuskan berubah menjadi WBTB 2018. Kebiasaan Makepung Jembrana yang paling awal diputuskan
Sepanjang lima tahun paling akhir (2013-2018), telah 37 jenis seni budaya Bali yang diputuskan berubah menjadi WBTB Indonesia. Tersebut daftarnya:

Tahun 2013, satu budaya yang diputuskan ialah kebiasaan Makepung yang diusulkan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali.
Tahun 2014 satu budaya, ialah Seni Atraksi Tektekan Bali yang diusulkan BPNB Bali.
Tahun 2015, sekitar 12 budaya yang diputuskan lantaran kritikan dari Pemerintah Propinsi Bali. Salah satunya Seni

Lukisan Classic Kamasan Bali serta Kain Gringsing Tenganan. Sesaat kritikan dari BPNB Bali salah satunya Tari Sanghyang, Tari Rejang, Tari Baris Upacara, Wayang Wong, Dramatari Gambuh, Topeng Sidakarya, Tari Barong, Tari Legong Keraton, Tari Joged, serta Endek Bali.
Tahun 2016, sekitar tiga budaya yang diputuskan. Ialah Mekotek yang diusulkan BPNB, Gebug Ende (Dinas Kebudayaan Karangasem), serta Ter-teran (Dinas Budaya Karangasem).

Tahun 2017 ada tujuh budaya yang diputuskan. Ialah Kare-kare Tenganan Pagringsingan (Diusulkan oleh BPNB), makanan Betutu (BPNB), Gamelan Selonding (Dinas Kebudayaan Karangasem), Usaba Dangsil (Dinas Kebudayaan Karangasem), Usaba Sumbu (Dinas Kebudayaan Karangasem), Tari Leko (Dinas Kebudayaan Tabanan serta Badung), serta Siat Tipat Bantal (Dinas Kebudayaan Badung)

Tahun 2018 sekitar 13 budaya yang diputuskan. Salah satunya Seni Lukisan Batuan (Gianyar), Jegog (Jembrana), Siat Geni Desa Tradisi Tuban (Badung), Mesabat-sabatan Biu (Karangasem), Megibung (Karangasem), Terompong Beruk (Karangasem), Upacara Pangerebongan Kesiman (Denpasar), Upacara Basmerah Desa Taman Pohmanis (Denpasar), Tari Baris Wayang Lumintang (Denpasar), Tari Baris Cina (Denpasar), Tenun Songket Beratan (Buleleng), Kebiasaan Nyakan Diwang (Buleleng), serta Tari Trunajaya (Buleleng).

Dewa Beratha menerangkan, budaya yang bakal diusulkan berubah menjadi WBTB tidak asal comot. Tetapi harus lewat proses pendataan dari kritikan semasing kabupaten/kota se-Bali. Selesai lengkapi dokumen dan pengamatan akademis budaya itu, baru Pemerintah Propinsi Bali dapat mengajukan ke Dirjen Kebudayaan.
"Jika semua ketentuannya telah dipenuhi, bakal diverifikasi, serta baru dapat diputuskan jadi WBTB," tuturnya.

3. Penentuan WBTB ini buat perlindungan kebudayaan Nusantara sekaligus juga mengantisipasi klaim budaya dari negara lain
Warisan budaya sebagai peninggalan kebudayaan yang punyai arti khusus histori, ilmu dan pengetahuan serta technologi, serta/atau seni. Penentuan variasi budaya wilayah jadi WBTB ini memiliki tujuan buat perlindungan warisan itu, termasuk juga dari klaim budaya oleh negara lain.

"Penentuan budaya jadi WBTB ini benar-benar baik buat menginventarisasi kebudayaan Indonesia. Hingga tidak dapat diklaim oleh negara lain,” tegas Dewa Beratha.

4. Selesai diputuskan berubah menjadi WBTB, keharusan buat semua bagian penduduk buat mengawasi kelestarian budaya itu
Angan-angan ke depan, budaya tidak berhenti sampai penentuan berubah menjadi WBTB. Tetapi budaya itu harus terus dilestarikan. Baik pemerintah pusat serta pemda tetap harus mengerjakan perawatan serta pelestarian, walaupun sejumlah besar warisan budaya Bali ini masih dijalani oleh penduduk serta hidup dalam ritus upacara agama.

Menurut Dewa Beratha, membutuhkan ruangan atau wadah atraksi, supaya budaya itu dapat dipertunjukan berbentuk momen budaya. "Jika di Bali sendiri telah berupaya pelestarian itu dalam momen Pesta Kesenian Bali (PKB)," tutupnya

No comments:

Post a Comment