Thursday, July 25, 2019

Tradisi Mepasah jenazah dibiarkan demikian saja di alam terbuka.



Jenazah-jenazah di desa ini tidak dibakar lewat upacara ngaben atau dikuburkan seperti acara pemakaman biasanya. Tetapi, dibiarkan demikian saja di alam terbuka.
Adat pemakaman ini disebutkan mepasah. Jenazah yang disemayamkan dengan mepasah adalah mereka yang wafat sesudah berumah tangga, beberapa bujangan serta anak kecil yang giginya sudah tanggal.

Khasnya, betapapun dibiarkan di alam terbuka, mayat-mayat di mepasah tidak keluarkan berbau busuk, tetapi aroma aroma yang semerbak datang dari pohon taru menyan yang mampu menghilangkan berbau tidak enak dari pembusukan mayat.
Konon, dulu pohon taru menyan mempunyai aroma yang tambah lebih kuat. Aroma magis dari pohon taru menyan bahkan juga tercium sampai lautan.

Satu legenda yang tersebar di warga ditempat menyebutkan aroma pohon taru menyan menghipnotis empat bersaudara dari Keraton Surakarta yang tengah melewati lautan di seputar Bali.
Mereka lalu cari sumber aroma itu sampai berlabuh di Desa Trunyan. Tidak dinyanya, sesampainya di desa, si sulung dari empat bersaudara ini jatuh cinta pada orang dewi penunggu pohon taru menyan.

Kedua-duanya pada akhirnya menikah serta sang pangeran sulung membangun kerajaan kecil di Desa Trunyan Bali.
Dalam kepemimpinannya, sang pangeran yang dikasih gelar Ratu Sakti Pancering Jagat ini merasakan aroma pohon taru menyan yang demikian semerbak makin lama bisa membahayakan Desa Trunyan.
Supaya kurangi aroma dari pohon taru menyan, dia selanjutnya memerintah warga ditempat untuk menguburkan jenazah di atas tanah, di seputar pohon taru menyan.

Mulai sejak itu, aroma pohon taru menyan tidak menebar begitu jauh, serta pada saat yang bertepatan, wewangiannya mengikat berbau busuk mayat di sekelilingnya, sampai tidak tercium aroma tidak enak benar-benar.
Untuk menyambangi desa unik yang ada di pinggir Danau Batur Kintamani ini, kita bisa menyewa perahu memiliki lima orang yang ada di Dermaga Kedisan.
Dengan merogoh kocek seputar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu, kita akan melewati danau kira-kira 1/2 jam.

No comments:

Post a Comment