Thursday, July 25, 2019

Menelisik Peradaban Bali kuno tradisi odalan yang diselenggarakan tiap enam bulan sekali



Penyembahyangan Odalan terdiri jadi dua jenis yakni upacara enam bulanan serta upacara upacara tahunan. Upacara bulanan diakui berdasar wewaran serta wuku, jadi odalan akan diselenggarakan tiap 210 hari atau enam bulan sekali.

Dan, apabila diakui berdasar sasih, kebanyakan tetap jatuh ketika purnama dengan sasih yg berlainan. Hitungan ini lantas akan diperingati 1 tahun sekali. Kebanyakan, Odalan yg diperingati tahunan akan ditunaikan lebih semarak, diperlengkapi dengan juga tarian selama malam.

Pura Penataran sasih
Pura Penataran Sasih terdapat di Banjar Intan, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Pejeng. Pura ini punyai histori yg panjang dan banyak menaruh mitos. Diantaranya ialah perihal bulan pejeng yg bikin sejumlah pakar menyebutkan Pura Penataran Sasih sebagai pura paling tua yg membuatnya pusat kerajaan pada Bali kuno.

Di Puta Penataran Sasih ada nekara (genderang) perunggu yg memiliki ukuran besar sekali, yakni 186,5 cm dengan garis tengah meraih 160cm. Nekara ini ialah benda suci yg dipuji oleh masyarakat.

Odalan di Penataran sasih
Realisasi Pidiolan di Pura Penataran Sasi terdiri jadi dua sisi, yakni setiap 210 hari pasnya Redite Umanis. Wuku Langkir menyelenggarakan upacara yg bernama Panyelah, serta terjadi sepanjang tiga hari.

Dan, upacara Pangusabhan terjadi pada purnama kesanga, Nemu Pasha (bulan ke-9 dalam kalender Bali). Pada penyelenggaraan upacara Pangusabhan, akan dihelat tari-tarian sakral (ilen-ilen) Ida Bhatara.

Ada yg unik pada penutupan Piodolan di pura Penataran sasih. Piodolan ini ditutup dengan upacara rutinitas Siyat Sampian, yakni suatu ritual sama-sama jam gunakan sampian dalalam situasi jiwa yg tak sadarkan diri (kesurupan). Biarpun sama-sama jam mereka tak rasakan sakit sepanjang melakukan rutinitas, malah mereka merasakan suka seusai lakukan rutinitas itu.

No comments:

Post a Comment