Thursday, July 18, 2019

Tradisi Keramas Merang Warga tangerang yagn sudah turun temurun



beberapa ratus penduduk Kampung Babakan, Kota Tangerang mulai memadati bantaran sungai Cisadane. Mereka bersama-sama mendatangi sungai yang sering dimaksud Ci Gede untuk menjalankan suatu ritual teratur tahunan.
Keramas Merang sebagai ritual atau kebiasaan lokal penduduk Babakan yang semenjak tahun 1990 teratur ditunaikan di bantaran sungai Cisadane tiap saat mendekati bulan suci ramadhan.

Dalam ritual itu warga akan menjalankan keramas dengan cara berjamaah atau massal memakai merang. Ritual yang disertai oleh beberapa anak, orang dewasa dan beberapa puluh lanjut umur itu jadi isyarat pembersihan diri menyongsong datangnya Ramadhan.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengemukakan, kebiasaan keramasan ini sebagai acara yang tiap-tiap tahun diselenggarakan untuk mengontrol budaya Kota Tangerang biar tak punah

“Saya katakan terima kasih pada banyak tokoh untuk mengenalkan kebiasaan ini pada anak-anaknya biar budaya ini berubah menjadi sisi dari budaya Kota Tangerang serta mengharap tak punah juga mereka harus mengontrol Sungai Cisadane,”kata Arief.
Kecuali mengontrol kebudayaan, Arief menerangkan, acara ini juga memiliki tujuan untuk mengontrol tali berkunjung di antara penduduk Tangerang.

“Ritual siraman itu bukan sekedar ditujukan untuk bersihkan tubuh serta memperkuat tali berkunjung, dan juga digambarkan untuk bersihkan hati,”jelasnya.
Sesaat penduduk kampung Babakan, Indah (36) akui ritual mandi di sungai Cisadane udah dilaksanakan semenjak ia masih beberapa anak. Dari situasi air di sungai Cisadane begitu jernih serta bersih, sampai keruh serta banyak sampah.
“Dulu air di Cisadane bersih tidak ada sampah. Tetapi konsisten menjalankannya lantaran ini udah seperti kebiasaan buat kami,”kata Indah.

Indah mengatakan, ritual ini bermula dari rutinitas penduduk yang lakukan keramas dengan memakai merang. Merang yakni sisa tangkai padi yang udah diproses demikian rupa, dimanfaatkan penduduk di masa itu sebelum tahu terdapatnya shampo.

Mandi Merang sebagai suatu bentuk kebiasaan warga Betawi. Dimana batang padi itu dibakar lalu di rendam. Seterusnya, dioles-oleskan ke seluruhnya badan lalu dibasuh dengan air. Waktu itu, merang berubah menjadi substitusi shampo serta sabun.
“Dulu tak tahu shampo, orangtua kami gunakan merang buat keramas, tetapi saat ini udah di campur, ada yang gunakan shampo ditambah merang. Soalnya, merang ini sulit dicari,” katanya.

Warga yang masih lakukan kebiasaan ini merasa pekerjaan keramas punya sifat mesti. Bila bersihkan diri sebelum Ramadan, mereka yakin beribadah akan jadi lebih khusyuk.
Kecuali mandi keramas, beberapa penduduk pun mainkan beragam alat musik jadi tanda-tanda datangnya bulan suci Ramadhan.

No comments:

Post a Comment