Bertandang ke Bali jadi yang dimimpikan kebanyakan orang. Tidak hanya kekayaan alam, budaya, serta kesenian, Bali di kenal juga dunia sebab lokasi wisatanya. Bermacam penghargaan dunia sudah didapat, di mulai dari penghargaan “Best Island”pada tahun 2010, penghargaan “World’s Best Island” oleh BBC tahun 2011 s/d bermacam predikat terpilih, terfavorit, serta terindah di beberapa portal travel internasional.
Nama Bali datang dari kata “Walidwipa” yg mempunyai arti Pulau Bali, pertama diperlukan pada tahun 914 serta diketemukan di beberapa prasasti yg berada pada Bali, antara lainnya Prasasti Sri Kesari Warmadewa. Luas daerah Bali membentang dari ujung barat sampai timur sejauh 153 km., sedang dari ujung utara ke selatan selama sejauh 112 km.. Biarpun wilayahnya tidak demikian luas, Bali ditinggali sekitar 4,22 juta masyarakat berdasar data tahun 2012 serta sebagian besar agama yg dipercayai ialah Hindu.
Bali jadi pusat lokasi wisata berasal dari kehadiran antropolog Margaret Mead-Gregory Bateson, seniman Miguel Covarrubias, Walter Spies, serta musikus Colin McPhee yg lalu mempublikasikan karya-karyanya yg mendeskripsikan mengenai Bali pada tahun 1930. Sejak mulai itu, pelancong internasional selamanya membanji Pulau Bali sampai saat ini.
Kendati Pulau Bali masih terhitung daerah Indonesia, tapi Bali mempunyai kekhasan spesifik dari yg tak dipunyai wilayah lain di Indonesia. Ingin tahu dengan kekhasan Pulau Bali? Baca pembicaraannya dibawah ini.
1. Upacara rutinitas keagamaan tiap-tiap hari
Hampir tiap-tiap hari bila bertandang ke Pulau Bali kamu bakal lihat wanita Bali bawa sesajen di atas kepalanya, serta hampir sewaktu-waktu terdengar kidung-kidung suci di tiap pura. Itu satu diantaranya fakta kenapa Bali dipanggil jadi Pulau Dewata. Gak itu saja, bila kamu bertandang ke Bali serta nikmati lokasi wisata dengan berjalan kaki, jadi kamu bakal menyaksikan canang (sesajen) menghiasi depan rumah masyarakat Bali, masalah ini sebagai satu diantaranya ritual suci yg masyarakat Bali kerjakan sehari-harinya.
2. Peringatan Hari Nyepi, Bali Sepi
Bila kamu pingin lihat perayaan Hari nNyepi yg sebetulnya, berkunjunglah ke Pulau Bali. Disana kamu bakal rasakan kondisi yg gak biasa, yakni kondisi sepi, hening, serta tidak ada kesibukan yg berlangsung kala perayaan Hari Nyepi. Umat Hindu yg menguasai di Pulau Bali dilarang kerja, pantang berpergian, serta dilarang menyalakan lampu atau sumber pencahayaan yang lain saat 1 hari penuh. Tidak sekedar umat Hindu, adat ini pun berlaku buat kebanyakan orang yg berada pada Bali, terhitung beberapa pelancong yg udah disampaikan awal kalinya supaya tak beraktivitas apa pun serta dianjurkan buat diam diri pada tempat mereka tinggal.
3.. Adat pemakaman di Pulau Bali
Bali diketahui dengan keyakinan, adat, serta kebudayaannya. Nah, satu diantaranya kekhasan yg berada pada Bali terdapat di adat pemakaman jenazahnta. Ada tiga ragam pemakaman yg dijalankan oleh warga Bali, yakni di mulai dari mengubur, membakar, serta letakkan mayat di atas tanah.
Umat Hindu biasanya lakukan acara pemakaman melalui langkah ngaben atau membakar mayat, lalu abu hasil dari pembakaran di hanyutkan ke laut. Tapi, tidak sama dengan warga Hindu biasanya, masyarakat Desa Trunyan Bali mempunyai adat spesifik dalam pemakamannya, yakni cuma letakkan mayat demikian saja di atas tanah yg dikelilingi oleh pohon Taru Menyan. Konon tuturnya, pohon menyan sanggup menyerap berbau dari mayat itu, sampai-sampai mayat-mayat disana tak mengakibatkan berbau apa pun. Kamu sempat menyaksikannya?
4.. Adat Omed-omedan
Satu hari sesudah perayaan Nyepi, masyarakat Banja Kaja Desa Sesetan, Denpasar mempunyai adat yg unik yg diketahui dengan istilah Omed-omedan atau dalam Bahasa Indonesia bermakna ciuman massal. Pasangan muda-mudi ditempat bergiliran buat maju serta berciuman, lalu tetua desa mengguyurnya dengan air. Masalah ini diyakini masyarakat Banja Kaja buat menghambat desa mereka dari serangan wabah penyakit. Bahkan juga, dalam acara itu masyarakat lain bersama-sama menarik serta menggerakkan pasangan itu.
Diluar itu, jangan bertanya-tanya pula sewaktu menyaksikan bambu yg menjulang tinggi serta melengkung yg penuh dengan hiasan terpasang dalam sesuatu bangunan. Itu satu diantara adat yg dijalankan masyarakat Bali di hari raya Galungan atau dimaksud dengan Penjor. Adat ini mempunyai arti pernyataan terima kasih sebab masih diberi kesejahteraan oleh sang pencipta. Bahan yg diperlukan juga ialah hasil dari pertanian.
No comments:
Post a Comment