Monday, July 15, 2019
Ma'nene, Ritual Mengganti Pakaian Mayat di Tana Toraja
Satu ritual langka serta unik sampai saat ini lestari di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ma'nene, seperti itulah nama etika bau mistis itu. Ritual Ma'nene berubah menjadi etika teratur tiap tahunnya di kelompok Suku Toraja. Ma'nene yakni ritual ganti kemeja jenazah leluhur atau kerabat keluarga yg telah wafat.
Etika ini diyakini orang lokal lewat cara turun temurun serta telah berjalan semenjak beberapa ribu tahun kemarin. Bahkan juga, etika itu telah mendunia. Ma'nene bisa ditemui di Kabupaten Toraja Utara pada Juli sampai puncaknya pada Agustus dalam tiap tahunnya.
Ritual itu diselenggarakan selesai panen padi oleh orang di Kecamatan Rindingallo serta seputarnya. Beberapa ratus mayat waktu itu dikeluarkan dari kompleks pemakaman ciri khas Toraja atau orang Toraja biasa menyebut Patane.
"Ini jadi penghormatan pada leluhur kami. Tampil dengan kami ganti kemeja jenazah mereka beberapa pendahulu kami. Ini yaitu bentuk cinta kasih kami," kata salah satunya tokoh orang Desa Rindingallo, Y Tarukbua
Ritual Ma'nene di Tana Toraja
Di kelompok Suku Toraja, mereka menyakini jika interaksi keluarga tidak selesai demikian saja seusai datangnya kematian. Sampai, sewaktu ritual Ma'nene berjalan, mayat keluarga maupun kerabat akan dikeluarkan dari area buat menyimpan lalu dimandikan buat selanjutnya dipakaikan kemeja baru serta elegan. Khasnya, serangkaian acara itu mesti dibarengi dengan senang hati, tanpa perasaan berkabung ditambah lagi hingga menangisi jenazah.
Sebelum kembali dimasukkan ke peti, jenazah barusan akan dijemur dibawah teriknya cahaya matahari buat dikeringkan. Arahnya, biar jasad itu konsisten awet. Tidak cuman ganti kemeja mayat, ritual ini pun dibarengi oleh ritual pemotongan hewan kerbau serta babi jadi bentuk persembahan.
Ritual Ma'nene di Tana Toraja
Etika Ma'nene sampai saat ini masih eksis di kelompok orang Toraja. Mereka menganggap, ritual unik itu butuh dilestarikan, lantaran gak lain jadi bentuk penghormatan pada leluhur ataupun sanak keluarga yg telah wafat.
"Ini pun jadi peristiwa kami bersua dengan keluarga yg ada pada perantauan buat ada membuat etika Ma'nene," kata satu orang masyarakat Toraja Utara, Andarias.
Selain itu, tokoh agama ditempat, Pendeta (Pdt) Hilkia Putra Nehemia mengemukakan, etika budaya warisan nenek moyang dia mengaku, tidak dapat demikian saja dipisah dari orang lokal. "Dalam riwayat, Alkitab pun tidak dapat terlepas serta dipisah dengan yg namanya budaya, yakni budaya Yahudi," kata Hilkia.
Infografis Seni Bau Mistis
Tetapi, tidak sama dengan etika Ma'nene sebagai ritual jadi ikon penghormatan pada jenazah leluhur. Menurut dia, etika orang Toraja yg masih tergoda oleh keyakinan nenek moyang, dalam sudut pandang Kristen telah kurang pas serta tidak sesuai budaya Kekristenan di kelompok orang Toraja.
"Tetapi, apabila di kaitkan dengan mewarisi kekayaan budaya, memang tidak salah, apabila tidak di kaitkan dengan keyakinan dulu yg diikuti acara aluk todolo (keyakinan leluhur-red). Dalam soal berikut gereja tidak sepakat dengan etika Ma'nene," ujarnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment