Monday, July 15, 2019
Ritual Perayaan Waisak di Candi Borobudur
Anda yang suka lakukan travelling tentu mengenal dengan Candi Borobudur, kan? Candi yang berada di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ini adalah candi atau kuil Buddha paling besar di dunia. Tidaklah heran, bila candi ini jadi satu diantara arah wisata favorite baik oleh pelancong domestik atau internasional.
Walau candi ini jadikan tempat wisata, bukan bermakna tidak berperan jadi tempat melaksanakan ibadah umat Buddha. Karena, candi ini masih aktif dipakai jadi tempat ziarah serta untuk memperingati Hari Raya Waisak. Bahkan juga, di hari raya ini hampir semua umat Buddha dari beberapa daerah di Indonesia akan bergabung di candi ini untuk lakukan ritual keagamaan.
Sebelum mengawali ritual pucuk pada tanggal jatuhnya Hari Raya Waisak, ada banyak ritual yang dikerjakan terlebih dulu beberapa waktu awalnya. Di bawah ini, ialah ritual yang dikerjakan tiap tahunnya untuk memperingati Hari Raya Waisak di Candi Borobudur:
Ambil air suci dari mata air di Jumprit, Kabupaten Temanggung. Air ini selanjutnya disimpan di Candi Mendut yang tidak jauh dari Candi Borobudur.
Menyalakan obor Waisak. Api yang dipakai untuk menyalakan obor ini diambil dari api kekal di Mrapen, Desa Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. Api ini selanjutnya disimpan di Candi Mendut terlebih dulu.
Ritual Pindapatta, adalah satu ritual dimana biarawan Buddha terima persembahan makanan dari jemaat Buddha. Pada ritual ini, biarawan Buddha akan berjalan menunduk sekalian bawa mangkok, yang nanti akan diisi oleh jemaat dengan makanan dengan suka-rela. Filosofi dari ritual ini ialah latihan memberikan serta terima.
Beberapa Biksu serta jemaat akan mengawali upacara dengan berdoa di Candi Mendut dan berjalan kaki ke Candi Borobudur sekalian bawa api kekal, air suci, serta lambang Buddha yang sudah dijaga erat di Candi Mendut. Semua selanjutnya akan ditempatkan di altar penting yang sudah disediakan pada bagian barat Candi Borobudur.
Biksu atau jemaat akan bermeditasi serta spiritual. Ini dikerjakan mendekati Waisak yang diikuti dengan pemukulan gong sekitar 3 kali.
Ritual Pradaksina, yakni ritual sembahyang dengan berputar-putar 3x melingkari Candi Borobudur, dengan bergerak searah jarum jam. Pada ritual itu akan dinyalakan lilin serta dinyanyikan Puja Ghat Visaka oleh jemaat.
Pelepasan lampion ke langit. Sebelum lakukan pelepasan ini, jemaat akan berdoa pada Tuhan dan lampion akan dilepaskan dengan di pimpin oleh Biksu.
Pelepasan lampion ialah peristiwa yang benar-benar sakral dan indah dalam perayaan Hari Raya Waisak. Peristiwa berikut sebagai daya tarik beberapa pelancong untuk melihat langsung. Sayangnya, saat perayaan Hari Raya Waisak, ticket Candi Borobudur tidak dibuka untuk umum. Kamu harus memakai paket spesial yang ditawarkan oleh layanan tour untuk dapat jadi sisi dalam peringatan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur. Janganlah lupa, bila kamu memang merencanakan kesana, jagalah perjalananmu dengan Asuransi Perjalanan Domestik. Dengan perlindungan asuransi, Kamu tak perlu takut alami kerugian finansial karena efek yang berlangsung waktu dalam perjalana
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment