Matahari baru-baru ini memperlihatkan dianya sendiri di batas timur langit Kota Serang, namun selangkah kaki tiada alas, bergegas, berjalan telusuri jalan, dari kampung halaman terkasih ketujuan ibukota Banten itu. Serta pemilik kaki-kaki tidak beralas itu merupakan Suku Baduy.
Walau tampak enjoy saja, akan tetapi Suku Baduy dalam ini berjalan dengan irama yang cukup cepat. Jarak seputar 120 km Desa Kanekes, Kecamatan Luwidamar, Kabupaten Lebak ditempuh cuma dalam saat 3 hari saja diwaktu pagi hingga sampai sore saja.
Sekitar 1388 orang penduduk Suku Baduy, baik Baduy Dalam atau Baduy Luar, melaksanakan satu ritual tahunan yang dimaksud dengan Seba Baduy. Serangkaian ritual rutinitas itu dengan terlebih dulu diawali Ngawalu, Ngalaksa, serta paling akhir merupakan Seba
Penduduk Baduy Dalam dengan kemeja unik putih serta ikat kepala putih berjalan ke Kota Serang, Banten dalam serangkaian ritual rutinitas Seba Baduy, Wisuda/Mongabay Indonesia
Di pimpin satu orang Puun, penduduk Baduy Dalam berjalan 120 km saat 3 hari dari Desa Kanekes, Lebak ke Kota Serang, Banten dalam serangkaian ritual rutinitas Seba Baduy, pada April 2018. Photo : Wisuda/Mongabay Indonesia
Ritual Seba ini sifatnya harus, serta adalah instruksi dari banyak leluhur, yang dengan lahiriah hadir dari penguasa atau dalam soal ini merupakan pemerintah adalah Gubernur Banten, hingga implementasinya tak dapat dipending.
Seba mempunyai arti seserahan atau upeti hasil bumi Suku Baduy pada Bapak Gede atau Gubernur Banten Wahidin Halim. Acara itu diselenggarakan sehabis musim panen ladang huma, jadi rasa sukur orang Baduy Luar serta Baduy Dalam lantaran memperoleh hasil panen yang melimpah ruah. Ritual Seba ini tanpa tekanan dari mana saja. Bahkan juga rutinitas telah terjadi beberapa ratus tahun sejak mulai masa Kesultanan Banten di Kabupaten Serang.
Orang Baduy Luar yang di pimpin oleh Jaro ataupun Baduy Dalam yang di pimpin oleh Puun, saling bersama berbarengan bawa hasil tani itu pada pemerintahan yang waktu itu diberikan pada banyak penggede.
Penduduk Baduy Luar dengan kemeja unik hitam serta ikat kepala biru ketujuan kota Kota Serang, Banten gunakan truk dalam serangkaian ritual rutinitas Seba Baduy, pada April 2018. Photo : Wisuda/Mongabay Indonesia
Satu orang sesepuh penduduk Baduy Luar dengan kemeja unik hitam serta ikat kepala biru waktu acara ritual Seba Baduy di Kota Serang, Banten pada April 2018. Photo : Wisuda/Mongabay Indonesia
Serta waktu berjumpa dengan banyak pemimpin wilayah tersebut, dibahas mengenai keadaan rutinitas serta hari depan orang Baduy. Dalam peluang itu juga akan dibahas soal penegakan hukum buat orang luar Baduy yang menyebabkan kerusakan alam dalam lokasi rutinitas Baduy.
Orang Baduy terdiri berubah menjadi dua sisi. Ada Baduy Dalam serta Baduy Luar. Suku Baduy Dalam masih mengangkat tinggi rutinitas istiadat. Bahkan juga bermacam technologi kekinian tak bisa masuk ke desa mereka, hingga Baduy dalam selamanya sama juga dengan rutinitas yang kuat serta alam, serta kebanyakan kenakan pakaian serba putih dengan udeng atau ikat kepala yang putih juga.
Ini tidak serupa dengan Baduy Luar yang telah mengambil technologi kekinian dalam kehidupan sesehari, dengan kemeja yang serba hitam dengan ikat kepala atau udeng biru. Serta ini pemicunya, cuma orang Baduy Dalam melaksanakan perjalanan dimanapun, cukup dengan berjalan kaki, tak perduli berapa saja jauhnya. Sesaat Baduy Luar dapat gunakan kendaraan. Serta ini juga adalah salah satunya penghargaan mereka pada alam.
Satu orang penduduk Baduy Luar gunakan telephone seluler disela acara ritual Seba Baduy di Kota Serang, Banten pada April
Penduduk Baduy Luar dengan kemeja unik hitam serta ikat kepala biru ketujuan kota Kota Serang, Banten gunakan truk dalam serangkaian ritual rutinitas Seba Baduy, .
Gunung tidak diperbolehkan dilebur
Lembah tidak diperbolehkan dirusak
Larangan tidak bisa dirubah
Panjang tidak bisa dipotong
Pendek tidak bisa disambung
Yang bukan harus tidak diterima
Yang jangan harus dilarang
Yang benar mestinya dibetulkan
Filosofi tersebut yang dipakai oleh orang baduy, dalam melaksanakan rutinitas seba. Serta tahun ini dibarengi seputar 1.3088 orang baduy luar dan dalam. Perjalanan ritual seba baduy ini, dikerjakan di tiga wilayah, lebak, pandeglang serta serang.
Penduduk Baduy Luar dengan kemeja unik hitam serta ikat kepala biru ketujuan kota Kota Serang, Banten gunakan truk dalam serangkaian ritual rutinitas Seba Baduy, pada April 2018.
Penduduk Baduy Luar dengan kemeja unik hitam serta ikat kepala biru ketujuan kota Kota Serang, Banten gunakan truk dalam serangkaian ritual rutinitas Seba Baduy, pada April 2018. Photo : Wisuda/Mongabay Indonesia
Seba Baduy ini seyogyanya dapat berubah menjadi daya tarik turis baik lokal ataupun manca Negara, jikalau diatur secara baik serta lebih profesional. Dengan promo serta persiapan yang masak, dan daftar acara yang pas, pasti acara ini akan jadi salah satunya jagoan Pemprov Banten, atau bahkan juga Indonesia dalam menangguk turis, serupa pada acara-acara festival nusantara yang lain.
No comments:
Post a Comment